Kerajaan Mataram
1.Letaknya
Letak kerajaan ini pada awalnya berada
di Jawa Tengah, diperkirakan di sekitar daerah Yogyakarta (sebelah selatan
Gunung Merapi) dan pada tahun 924 Masehi, kerajaan ini dipindahkan ke Jawa
Timur (sekitar daerah Jombang).
2.Sumber Sejarah
Keberadaan kerajaan Mataram dapat
diketahui adanya Prasasti-Prasasri seperti : Prasasti Sojomerto (Pekalongan),
Prasasti Canggal (Magelang),dan Prasasti Mantyasih / Kedu
-Prasasti Sojomerto
Prasasti Sojomerto merupakan peninggalan Wangsa Sailendra (sekitar
abad ke-7) yang ditemukan di Desa Sojomerto,
Kecamatan Reban,Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawi dan
berbahasa
Melayu Kuna.
-Prasasti Canggal
Prasasti Canggal (juga disebut Prasasti
Gunung Wukir) adalah prasasti dalam
bentuk candra sengkala berangka tahun 654 Saka atau732 Masehi[1] yang
ditemukan di halaman Candi
Gunung Wukir di desa Kadiluwih,
kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah.
-Prasasti Mantyasih / Kedu
Prasasti Mantyasih adalah prasasti berangka
tahun 907 M yang berasal dari Wangsa Sanjaya, kerajaan
Mataram Kuno. Prasasti ini ditemukan di kampung Mateseh, Magelang
Utara, Jawa Tengah
3.Keadaan Politik
Kerajaan Mataram berkembang agama Buddha dan Hindu secara
berdampingan. Kerajaan ini diperintah oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti
Syailendra yang beragama Buddha.
Berdasarkan interpretasi terhadap prasasti-prasasti bahwa kedua dinasti itu saling bersaing berebut pengaruh dan
kadang-kadang memerintah bersama-sama. Asal
usul Dinasti Sanjaya tercantum dalam prasasti Canggal (732 M) yang menyebutkan bahwa Sanjaya adalah keponakan
Sanna (anak dari Sannaha). Dinasti
Syailendra sendiri tercantum dalam prasasti Sojomerto (tidak berangka tahun), isinya menceritakan tentang
Dapuntahyang Syailendra. Berdasarkan
Prasasti Canggal (732 M), terletak di atas Gunung Wukir, Kecamatan Salam Magelang, diketahui bahwa raja pertama
dari Dinasti Sanjaya adalah Sanjaya yang
memerintah di ibu kota bernama Medang. Prasasti itu juga menceritakan tentang pendirian sebuah lingga
(lambang dewa Syiwa) di atas bukit di
wilayah Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya pada tanggal 6 Oktober 732. Disebutkan juga tentang Pulau Jawa yang
subur dan banyak menghasilkan gandum atau
padi dan kaya akan tambang emas, yang mulamula diperintah oleh Raja Sanna. Setelah Raja Sanna
meninggal, ia digantikan oleh Raja Sanjaya, anak saudara perempuan Raja Sanna.
Raja Sanjaya adalah seorang raja yang gagah
berani yang telah menaklukkan raja di
sekelilingnya dan menjadikan kemakmuran bagi rakyatnya .
sekelilingnya dan menjadikan kemakmuran bagi rakyatnya .
Adapun silsilah raja-raja yang pernah memerintah di Mataram
yaitu sebagai berikut.
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Rakai Dyah Balitung.
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Rakai Dyah Balitung.
4.Keadaan Ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat bertumpu
pada pertanian. Kondisi alam bumi Mataram yang tertutup dari dunia luar sulit
untuk mengembangkan aktivitas perekonominan dengan pesat. Pada masa Raja
Balitung aktivitas perhubungan dan perdagangan dikembangkan lewat Sungai
Bengawan Solo. Pada Prasasti Wonogiri (903) disebutkan bahwa desadesa yang
terletak di kanan-kiri sungai dibebaskan dari pajak dengan catatan harus
menjamin kelancaran lalu-lintas lewat sungai tersebut.
5.Keadaan Sosial
Budaya
Struktur sosial masyarakat Mataram Kuno tidak
begitu ketat, sebab
seorang Brahmana dapat menjadi seorang pejabat seperti seorang ksatria,
ataupun sebaliknya seorang Ksatria bisa saja menjadi seorang pertapa. Dalam
masyarakat Jawa, terkenal dengan kepercayaan bahwa dunia manusia sangat
dipengaruhi oleh alam semesta (sistem kosmologi). Dengan demikian, segala
yang terjadi di alam semesta ini akan berpengaruh pada kehidupan manusia,
begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk keserasian alam semesta dan
kehidupan manusia maka harus dijalin hubungan yang harmonis antara alam
semesta dan manusia, begitu pula antara sesama manusia. Sistem kosmologi
juga menjadikan raja sebagai penguasa tertinggi dan penjelmaan kekuatan
dewa di dunia.
seorang Brahmana dapat menjadi seorang pejabat seperti seorang ksatria,
ataupun sebaliknya seorang Ksatria bisa saja menjadi seorang pertapa. Dalam
masyarakat Jawa, terkenal dengan kepercayaan bahwa dunia manusia sangat
dipengaruhi oleh alam semesta (sistem kosmologi). Dengan demikian, segala
yang terjadi di alam semesta ini akan berpengaruh pada kehidupan manusia,
begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk keserasian alam semesta dan
kehidupan manusia maka harus dijalin hubungan yang harmonis antara alam
semesta dan manusia, begitu pula antara sesama manusia. Sistem kosmologi
juga menjadikan raja sebagai penguasa tertinggi dan penjelmaan kekuatan
dewa di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar