Persiba Bantul. ANTARA/Regina Safri
Infografis
Foto Terkait
MINGGU, 05 FEBRUARI 2012 | 20:22 WIB
Persiba Bantul Kalahkan Arema Indonesia 1-0
TEMPO.CO, Malang - Persiba Bantul mengalahkan tuan rumah Arema Indonesia 1-0 dalam lanjutan kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) di Stadion Gajayana, Kota Malang, Ahad, 5 Februari 2012. Kedua kesebelasan bermain monoton sepanjang sepuluh menit babak pertama. Arema dan Persiba sama-sama saling “membaca” pola permainan.
Setelah itu, disaksikan sekitar 15.500 penonton, Singo Edan berinisiatif menekan dan mendapat tujuh peluang. Persiba mendapat dua peluang. Peluang terbaik didapat Arema lewat sundulan Ahmad Amiruddin di menit ke-13, tendangan bebas oleh Esteban Guillen di menit ke-23, dan bola mendatar di menit ke-31 dari sepakan Roman Chmelo.
Bola sundulan Amiruddin ditangkap Wahyu Tri N, kiper Persiba. Bola dari tendangan bebas oleh Esteban mengenai sisi kanan mistar gawang Persiba. Wahyu pun mampu menghalau bola yang disepak Roman.
Dua kans Laskar Sultan Agung didapat di menit ke-28 dan 41 saat terjadi kemelut di kotak 16.
Kedudukan imbang kosong-kosong bertahan sampai wasit Saripudin (Bandung) meniup peluit penanda turun minum.
Keadaan berbalik di babak kedua. Anak-anak Bantul lebih menekan Muhammad Ridhuan dan kawan-kawan. Tim asuhan M. Basri lebih taktis bermain dan menguasai lini tengah. Mereka terus menekan.
Sebaliknya, koordinasi permainan arek-arek Malang melemah dan minim kreativitas. Pemain sering salah umpan dan gagal menguasai bola. Kelemahan mengontrol bola diperagakan Legimin Raharjo di menit ke-58 saat menerima bola dari kiper Kurnia Meiga sehingga bola terlepas dan mudah disambar F. Zequel Gonzales.
Pengatur serangan asal Argentina itu menggiring bola ke sisi kanan dan menerobos kotak besar. Lepas dari kawalan seorang pemain belakang Arema, Zequel menyepak bola menyilang dengan kaki kiri yang meluncur tepat ke arah gawang. Kurnia sempat loncat untuk memblok bola, tapi bola malah jatuh di sudut kiri gawang. Satu-kosong untuk Persiba.
Ketinggalan 0-1 mendorong Dejan Antonic memasukkan Dendi Santoso, Sunarto, dan Johan Alfarizi untuk menggantikan Hendro Siswanto, Legimin,dan Amiruddin. Namun, Arema sudah kehilangan momentum sampai usai pertandingan dan harus mengakui keunggulan Persiba.
Pertandingan itu berlangsung sengit, ditandai dengan keluarnya empat kartu kuning—masing-masing dua kartu untuk Arema dan Persiba—dan satu kartu merah untuk Sunarto.
Sunarto diganjar kartu kuning kedua dan jadi kartu merah setelah sengaja melanggar Busari dengan menendangkan bola ke tubuh Busari yang terduduk usai tabrakan. Wasit mengusir Sunarto saat pertandingan tinggal setengah menit lagi berakhir.
Kekalahan Arema disambut kemarahan Aremania dengan melemparkan botol-botol minuman ke lapangan. Bahkan, sempat terjadi pengeroyokan oleh beberapa staf panitia pelaksana pertandingan Arema terhadap Jacob Koen Njio alias Bobby, yang juga staf panitia pelaksana pertandingan. Bobby ketahuan melempar botol minuman ke tempat duduk pengawas pertandingan.
Sebagai catatan, Bobby adalah bekas Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Malang periode 1999-2004, yang juga salah seorang motor unjukrasa puluhan Aremania yang menolak Ancora jadi investor Arema pada Jumat, 20 Januari lalu. Mereka mendukung Wali Kota Malang Peni Suparto untuk mengambil alih Arema.
Dalam jumpa pers seusai pertandingan, Dejan mengaku pemain-pemainnya lemah dalam penyelesaian akhir. Mayoritas pemain seperti kehilangan fighting spirit. Kondisi fisik pemain sangat buruk sehingga tak bisa tampil prima sepanjang 90 menit.
“Saya tidak tahu bagaimana pelatih yang dulu (Milomir Seslija alias Milo) memprogram fitness ini. Kamu tanya pelatih yang dulu. Kamu juga tahu, sebelum saya datang, banyak masalah (internal di Arema) dan ini jadi masalah bagi saya karena saya kesulitan meningkatkan performa tim dalam satu minggu sejak saya datang,” kata Dejan.
Pelatih berpaspor Serbia itu juga menyesalkan mundurnya kapten Noh Alam Shah alias Along. Penyerang asal Singapura ini menyatakan mundur dari tim Arema pada Jumat, 3 Februari.
Dejan menyebut Along pemain yang baik dengan kualitas tinggi, terutama memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan seluruh pemain, tapi Along bersikap tidak profesional karena mengundurkan diri di saat tim bersiap menjamu Persiba. Sebaiknya, menurut Dejan, Along mengundurkan diri setelah pertandingan.
Sedangkan M. Basri mengaku puas timnya mampu mengalahkan tim sekaliber Arema, setelah sebelumnya mengalahkan tuan rumah Persebaya Surabaya 1-0 pada Sabtu, 28 Januari. Dua kemenangan atas tim favorit itu meninggikan kepercayaan diri seluruh pemain dan ofisial tim. “Tapi, kami tak boleh jumawa. Dalam sepak bola apa saja bisa terjadi,” kata bekas pelatih Arema itu.
Kata Basri, bermain disiplin tinggi dengan tidak memberi ruang sedikit pun kepada pemain-pemain Arema merupakan strategi yang sukses dijalankan anak-anak asuhannya. Jangan sampai pemain Arema memasuki wilayah pertahanan Persiba. Strategi ini diterapkan karena seluruh pemain Arema memiliki mobilitas tinggi.
Dua kans Laskar Sultan Agung didapat di menit ke-28 dan 41 saat terjadi kemelut di kotak 16.
Kedudukan imbang kosong-kosong bertahan sampai wasit Saripudin (Bandung) meniup peluit penanda turun minum.
Keadaan berbalik di babak kedua. Anak-anak Bantul lebih menekan Muhammad Ridhuan dan kawan-kawan. Tim asuhan M. Basri lebih taktis bermain dan menguasai lini tengah. Mereka terus menekan.
Sebaliknya, koordinasi permainan arek-arek Malang melemah dan minim kreativitas. Pemain sering salah umpan dan gagal menguasai bola. Kelemahan mengontrol bola diperagakan Legimin Raharjo di menit ke-58 saat menerima bola dari kiper Kurnia Meiga sehingga bola terlepas dan mudah disambar F. Zequel Gonzales.
Pengatur serangan asal Argentina itu menggiring bola ke sisi kanan dan menerobos kotak besar. Lepas dari kawalan seorang pemain belakang Arema, Zequel menyepak bola menyilang dengan kaki kiri yang meluncur tepat ke arah gawang. Kurnia sempat loncat untuk memblok bola, tapi bola malah jatuh di sudut kiri gawang. Satu-kosong untuk Persiba.
Ketinggalan 0-1 mendorong Dejan Antonic memasukkan Dendi Santoso, Sunarto, dan Johan Alfarizi untuk menggantikan Hendro Siswanto, Legimin,dan Amiruddin. Namun, Arema sudah kehilangan momentum sampai usai pertandingan dan harus mengakui keunggulan Persiba.
Pertandingan itu berlangsung sengit, ditandai dengan keluarnya empat kartu kuning—masing-masing dua kartu untuk Arema dan Persiba—dan satu kartu merah untuk Sunarto.
Sunarto diganjar kartu kuning kedua dan jadi kartu merah setelah sengaja melanggar Busari dengan menendangkan bola ke tubuh Busari yang terduduk usai tabrakan. Wasit mengusir Sunarto saat pertandingan tinggal setengah menit lagi berakhir.
Kekalahan Arema disambut kemarahan Aremania dengan melemparkan botol-botol minuman ke lapangan. Bahkan, sempat terjadi pengeroyokan oleh beberapa staf panitia pelaksana pertandingan Arema terhadap Jacob Koen Njio alias Bobby, yang juga staf panitia pelaksana pertandingan. Bobby ketahuan melempar botol minuman ke tempat duduk pengawas pertandingan.
Sebagai catatan, Bobby adalah bekas Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Malang periode 1999-2004, yang juga salah seorang motor unjukrasa puluhan Aremania yang menolak Ancora jadi investor Arema pada Jumat, 20 Januari lalu. Mereka mendukung Wali Kota Malang Peni Suparto untuk mengambil alih Arema.
Dalam jumpa pers seusai pertandingan, Dejan mengaku pemain-pemainnya lemah dalam penyelesaian akhir. Mayoritas pemain seperti kehilangan fighting spirit. Kondisi fisik pemain sangat buruk sehingga tak bisa tampil prima sepanjang 90 menit.
“Saya tidak tahu bagaimana pelatih yang dulu (Milomir Seslija alias Milo) memprogram fitness ini. Kamu tanya pelatih yang dulu. Kamu juga tahu, sebelum saya datang, banyak masalah (internal di Arema) dan ini jadi masalah bagi saya karena saya kesulitan meningkatkan performa tim dalam satu minggu sejak saya datang,” kata Dejan.
Pelatih berpaspor Serbia itu juga menyesalkan mundurnya kapten Noh Alam Shah alias Along. Penyerang asal Singapura ini menyatakan mundur dari tim Arema pada Jumat, 3 Februari.
Dejan menyebut Along pemain yang baik dengan kualitas tinggi, terutama memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan seluruh pemain, tapi Along bersikap tidak profesional karena mengundurkan diri di saat tim bersiap menjamu Persiba. Sebaiknya, menurut Dejan, Along mengundurkan diri setelah pertandingan.
Sedangkan M. Basri mengaku puas timnya mampu mengalahkan tim sekaliber Arema, setelah sebelumnya mengalahkan tuan rumah Persebaya Surabaya 1-0 pada Sabtu, 28 Januari. Dua kemenangan atas tim favorit itu meninggikan kepercayaan diri seluruh pemain dan ofisial tim. “Tapi, kami tak boleh jumawa. Dalam sepak bola apa saja bisa terjadi,” kata bekas pelatih Arema itu.
Kata Basri, bermain disiplin tinggi dengan tidak memberi ruang sedikit pun kepada pemain-pemain Arema merupakan strategi yang sukses dijalankan anak-anak asuhannya. Jangan sampai pemain Arema memasuki wilayah pertahanan Persiba. Strategi ini diterapkan karena seluruh pemain Arema memiliki mobilitas tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar