Contoh drama cinta 6 orang berupa dialog :
C.I.N.T.A
Tokoh: Pemain: Watak:
Cinta = Nelly Novelia = Baik, cantik, rajin.
Felix = Kelvin = Baik, manja.
Darma =Husein = Bijaksana.
Yolanda =Lisa Veronika = Baik, penyayang.
Citra =Melly = Galak, suka merepet sendiri.
Mbak Anggun =Ferawaty = Baik. Jujur.
(Darma dan Yolanda adalah suami istri. Anaknya adalah Felix. Pembantu di dalam rumah mereka adalah Mbak Anggun. Felix dan Citra adalahpasangan yang laqi berpacaran.)
( Seorang gadis desa yang bernama Cinta dari kampungnya datang ke Jakarta untuk mencari kerja. Dia datang ke sebuah rumah yang sangat besar.)
Cinta : Permisi, ada orang?
Anggun : Ya ya, sebentar….(sesampai di pintu)
Ada apa?
Mau cari siapa?
Cinta : Saya mau bekerja disini.
Anggun : Oooo, mari masuk.
Tunggu ya, saya panggilkan majikan saya dulu ya.
(Cinta dipersilahkan masuk dan duduk. Sementara itu,)
Anggun : Permisi, pak.
Felix : Ya, ada apa?
Anggun : Ada seorang gadis perempuan mau bekerja disini.
Felix : Oh, dimana dia?
Anggun : Di ruang tamu, pak.
(Felix menuju ke ruang tamu dan Anggun kembali ke dapur.)
Cinta : Permisi pak.
Felix : Iya, kamu mau kerja disini?
Cinta : Iya, pak.
Saya bisa kerja apa saja kok.
Felix : Iya, kamu datang dari mana?
Cinta : Dari kampung, pak.
Felix : Ooo, siapa namamu?
Cinta :Cinta, pak.
Felix : Nama yang bagus, mukamu juga cantik. ^^
Cinta : Muka?
Bukan muka, tapi wajah, pak.
Felix : Muka yang benar.
Kalau wajah mana cocok.
Misalnya : pramuka, bukan prawajah tapi pramuka.
Ada 1 lagi, uang muka, bukan uang wajah tapi uang muka.
Cinta : 0oo, begitu.
Felix : Hhaha…
Maklum, kamu kan dari kampung, jadi belum begitu mengerti.
Cinta : Hhaha…
Iya.
Felix : Mbak… Mbak…
Anggun : Ya, ada apa pak?
Felix : Kamu tunjukkin di mana kamar Cinta ya?
Sekalian bilang dapur ada di mana.
Anggun : Siap, pak.
Namamu siapa?
Ini kamarmu.
Cinta : Cinta.
Terima kasih.
Kalau nama mbak? ( sedang berada di kamar Cinta )
Anggun : Kalau saya Anggun.
Kamu boleh istirahat dulu.
Cinta : Iya (Anggun keluar dari kamar Cinta).
( Keesokan harinya. Cinta sudah bangun dan langsung ke dapur. Di dapur sudah ada Anggun.)
Anggun : Sudah bangun?
Ini saya sudah siapin nasi goreng kesukaan bapak.
Kamu harus ingat kalau makanan kesukaan bapak nasi goreng, dan harus taruk banyak sambal, dan minuman kesukaannya jus jeruk.
Cinta : Oh, iya.
Saya bisa membuatnya semuanya kok.
Anggun : Bagus kalau begitu.
Nah, antarin nasi goreng ini kasih bapak ya di meja makan.
Bapak sudah menunggu.
(Sampai di meja makan.)
Cinta : Ini pak nasi gorengnya.
Felix : Iya.
Jangan panggil saya bapak lagi, panggil Felix aja.
Cinta : Iya, pak ( mau menuju ke dapur )
Felix: Kamu mau kemana?
Cinta : Ke dapur.
Felix : Hmm…
Sini dulu , saya ingin berbicara sama kamu..
Cinta : Iya pak.
Ada apa pak yang mau dibicarakan?
Felix: Sebenarnya…
Hmmm…..
Aku… aku…. Aku suka sama ......
(Cinta menatap keFelix. Tiba-tiba Citra datang.)
Citra: Hai, Fel.. (terputus dan bingung)
Siapa dia Fel?
Felix : Hmmm… dia… a…
Cinta : Saya pembantu yang kerja di sini.
Citra : Ooo…
Ya sudah sana ke dapur, buatkan aku the manis dingin. ( Cinta ke dapur )
Felix : Kapan kamu pulang?
Citra : Semalam.
Ngapain sih kamu bicara sama itu orang?
(Hp Felix berdering… Lalu….)
Felix : Ya ya, saya akan segera ke sana.
Ya ok.
Aku pergi dulu ya ada urusan.
Citra : Kenapa sih jadi orang nyebelin amet.
Baru saja saya pulang, sudah ditinggalin.
(Cinta datang membawa minuman untuk Citra, lalu..)
Citra : Sudah tidak usah.
Saya mau pulang.
Itu minum aja sendiri.
Cinta bingung, lalu dia kembali ke dapur.
(Malam pun tiba. Anggun ke ruang tamu mencari Citra.)
Anggun : Pak, saya mau bicara.
Felix : Ya, ada apa?
Sini duduk.
Anggun : Saya mohon maaf, pak.
Saya mau mengundurkan diri.
Karena orang tua saya butuh saya di kampung.
Jadi saya harus segera pulang, dan tidak bisa jauh-jauh dari mereka, pak.
Felix : Iya, tapi…
Anggun : Tenang pak.
Sekarang sudah ada Cinta.
Jadi Cinta bisa membantu bapak, dan saya juga tenang.
Felix : Oh, ok.
Kapan mau pulang?
Anggun : Besok.
Felix : Ooo..
Nah ini untukmu sama keluargamu.
Semoga kamu dan keluargamu baik-baik aja ya?
Anggun : Iya.
Terima kasih pak.
Felix : Iya, sama-sama.
Cinta mana?
Anggun : Di dapur, pak.
Felix : Oh, saya keluar dulu, ada urusan.
Anggun : Iya pak. ( menuju ke dapur )
Anggun : Cin, kamu bereskan ruang makan ya?
Saya yang beres dapur aja.
Cinta : Oh, iya. ( menuju ke ruang makan )
(Citra ke ruang tamu mencari Felix.)
Citra : Felix…. Felix….. Felix….
Mana sih? ( menuju ruang makan )
Eh, mana Felix?
Cinta : Felix keluar.
Citra : Oh, kalau Anggun mana?
Cinta : Di dapur. ( Citra menuju ke dapur mencari Anggun )
Citra : Eh, dari mana sih kamu dapatin itu pembantu?
Kalau dilihat-lihat sih cantik, manis, tapi….
Eh, kamu dengar gak sih aku bicara?
Hei…. ( menepuk pundak Anggun , lalu Anggun melepaskan headsetnya )
Citra : Pantesan gak dengar.
Sibuk dengar lagu sih.
Memang ya pembantu zaman sekarang.
Anggun : Ada apa?
Citra : Aku nanya dapat dari mana tuh orang?
Anggun : Gak tau, dia datang dan melamar di sini.
Citra : Ooo… Pantes.
Anggun : Orangnya rajin kok, pintar, cantik, dan…
Citra : Ya ya ya.
Sudah gak usah terusin.
( Keesokan harinya. Rumah bel Felix berbunyi. Cinta yang membuka pintunya. Ternyata orang tua Felix baru pulang dari Malaysia dan menuju ke ruang tamu. Di ruang tamu ada Citra yang sedang menonton televisi, dan Cinta kembali ke dapur.)
Citra : Eh om, tante.
Baru pulang dari Malaysia?
Darma : Iya.
Mana Felix?
Citra : Di kamar.
Bentar lagi dia sudah mau pergi kerja.
Darma : Ooo..
Yolanda : Bagaimana kabarmu Cit?
Citra : Baik tante.
( Felix menuju ruang tamu.)
Felix : Eh ma, pa.
Baru pulang ya?
Yolanda : Iya nak.
Sudah mau pergi kerja?
Felix : Iya ma.
Pergi dulu ya?
Ma, pa masuk dalam istirahat dulu ya?
Yolanda : Iya nak.
Hati-hati ya?
Felix : Iya (Felix sudah pergi kerja )
Darma : Kamu lagi ada masalah ya sama Felix?
Citra : Iya, semenjak ada pembantu baru, dia sudah jadi tidak mau hiraukan saya.
Darma : Ah masa?
Yolanda : Tante gak percaya.
Nanti kami baru nanya Felix ya Cit?
Citra : Iya tante.
(Sedang makan malam Darma, Yolanda, Citra, Felix )
Darma : Fel, apa hubunganmu dengan pembantu baru itu?
Felix : Oh, dia.
Dia kan cantik kan pa? Rajin lagi dan serba bisa lagi.
Yolanda : Tapi mama gak setuju nak.
Felix: Aku gak mau peduli.
Kalau papa gak izinin aku, lebih baik saya keluar dari rumah ini aja.
Yolanda : Eh, jangan nak.
Mama gak mau kehilangan kamu.
Felix : ya izinin saya sama Cinta loh ma.
Darma : Tapi….
Yolanda : Izinkan saja ya pa.
Darma : Tapi ma… ( menghela nafas panjang )
Ya uda, papa dan mama izinkan.
Felix : Benar?
Makasih ya pa, ma.
Citra : Ha???
Eh, kamu mau ke mana??
Felix : Ajak Cinta ke Bioskop. ( Felix pergi mencari Cinta )
Darma : Maafin om dan tante ya?
Tapi kami tidak mau kehilangan anak kami satu-satunya.
Meskipun kamu tidak sama Felix, kami tetap anggap sebagai anak kami.
Iya kan ma?
Yolanda : Iya cit.
Maafin kami ya?
Citra : Iya om, tante.
Makasih ya.
(Felix ke dapur dan mengajak Cinta pergi ke Bioskop.)
Felix : Cinta, mau ke bioskop?
Cinta : Sama siapa?
Felix : Sama saya.
Mau?
Cinta : Oh, boleh.
( Mereka berdua pergi menonton bioskop, ---------
(setelah selesai menonton Felix mengatakan sesuatu kepada Cinta.)
Felix : Cinta….
Cinta : Ya?
Felix : dari awal saya melihatmu,saya sudah sangat suka sekali sama kamu.
Apa kamu mau menjadi istri saya untuk selamanya?
Jika kamu katakan ya pasangkan cincin ini dijemari saya dan jika kamu menerimanya saya juga akan memasangkan cincin ini dijemarimu
Cinta : Hmmmm….
Saya mau …. ^^
Felix : Benar?
Kamu mau jadi pacar saya? ( sangat senang )
Cinta : Iya Fel.
(sambil memasangkan cincin sebagai tanda selamanya mreka)
Felix : ^^
Makasi.
(Setelah nonton bioskop, mereka pun pulang. Sesampai di rumah, di ruang tamu ada Citra.)
Citra : Felix, Cinta, selamat ya kalian berdua?
Felix, Cinta : Iya.
Makasi.
(Inilah akhir dari drama kami. Akhirnya Felix menemukan pasangan yang baik. Felix dan Cinta menjadi pasangan untuk selamanya,dan di pesta akhir mreka akhirnya dirayakan dan mreka pun memutar sebuah musik sebagai acara untuk hiburan)
Felix : wah,lagunya salah nih,ulang-ulang
(lagu empat mata dirayakan oleh semuanya dan mreka smua pun berbahagia)
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar