Daftar Isi
Dari hasil penelitian mamalia laut di perairan Indonesia terdapat 10 jenis lumba-lumba yang hidup diperaiaran laut, satwa ini terdapat dari Selat Malaka hingga Laut Banda dan Laut Arafura. Ada juga jenis lumba-lumba yang beradaptasi di perairan Sungai Mahakam, Kalimantan Timur yaitu jenis pesut (Orcaella brevirostris).
Tapi sayang potensi mamalia laut baik lumba-lumba, duyung maupun paus telah lama menjadi incaran para pemburu baik masyarakat lokal yang memburu untuk diperjual belikan maupun tidak menutup kemungkinan kapal-lapal asing yang sengaja memburu disekitar peperairan Indonesia. Hal ini jelasjelas illegal karena secara hukum semua jenis lumba-lumba (Orcaellasp) dilindungi yakni: Status perlindungan satwa ini adalah Dilindungi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Berikut adalah jenis lumba lumba yang hidup di perairan Indonesia:
- Lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncates,Montagus 1821)
- Lumba-lumba totol (Stenella Attenuate,Gray 1846)
- Lumba-lumba paruhpanjang (Stenella longirostris, Gray 1828)
- Lumba-lumba bergaris (Stenella coeruleoalba, Meyen 1833)
- Lumba-lumba biasa (Delphinus Delphis, Linnaeus 1758)
- Lumba-lumba fraser (Lagenodelphis hosei, Fraser 1758)
- Lumba-lumba putih cina (Sausa Chinensis, Osbeck 1765)
- Lumba-lumba gigi-kasar (Steno Bredanensis, Lesson 1828)
- Lumba-lumba abu-abu (Grampus Griseus, Cuvier 1812)
- Pesut (Orcaella brevirortris, Gray 1866)
Morfologi dan Anatomi
Masih banyak masyarakat menyebut Lumba-lumba sebagai ikan Lumba-lumba, karena hidup di air dan berenang bergerombol seperti ikan pada umumnya. Sebenarnya Lumbalumba adalah bangsa mamalia/satwa menyusui, sama seperti kambing maupun sapi.
Satwa Lumba-lumba dan paus dengan bentuk badan seperti ikan termasuk bangsa Cetacea yang hidup diperairan. Untuk memudahkan bergerak di air tubuh Lumba-lumba seperti torpedo ataustreamline dan sangat hidrodinamis dengan ujung tubuhnya yang meruncing dan langsing sehingga bergerak dalam air tanpa hambatan yang berarti. Untuk bergerak dalam air, Lumba-lumba dilengkapi siri-sirip dada, sirip punggung dan posisi sirip ekornya mendatar tidak tegak/berdiri serta bergerak naik dan turun untuk membantu mendorong tubuhnya pada saat berenang.
Tubuhnya stabil sekitar 37°C bernafas menggunakan paruparu, dilengkapi dengan sebuah lubang pernafasan yang berkatup dibagian atas kepala dan satwa ini memiliki satu set gigi yang sama seta tidak memiliki gigi seri.
Biologi dan Perilaku
Masa bunting setiap jenis Lumba-lumba berbeda antara 10-12 bulan. Bayi lumba-lumba yang baru lahir memiliki panjang tubuh antara 75-120 cm. Makanan lumba-lumba adalah jenis-jenis ikan kecil mereka bisa memakan 6-10 kg disetiap harinya. Lumba-lumba memiliki penglihatan indra penciuman yang buruk sehingga kurang mendukung aktifitasnya.
Sebagai gantinya, lumba-lumba memiliki sistem sonar yang berfungsi untuk mengenal obyek dan lokasi didalam air (ekolokalisasi) menggunakan pancaran frekwensi suara. Sasaran akan terdeteksi berdasarkan pantulan frekwensi yang diterima bagian tertentu dibawah rahang bawah untuk diteruskan ke otak tentunya dibantu organ melon berbentuk bulat yang terbuat dari minyak dan berfungsi mengarahkan frekwensi yang sangat tinggi ke arah sasaran.
Ekolokalisasi yang dimiliki lumba-lumba jauh lebih baik dibandingkan dengan pada peralatan pesawat terbang dan kapal selam bertenaga atom. Frekwensi lumbalumba ditunjang oleh kemampuan penggunaan yang lebih luas dari pada manusia yaitu pada frekwensi 750_300.000 getaran per-detik.
Lumba-lumba sebagai satwa Atraksi
Kebiasaan satwa ini melompat dan berkelompok diatas permukaan laut merupakan pemandangan yang mengasyikkan. Kita sering melihat seolah-olah mereka mengejar kapalkapal ikan sambil berkejaran dan berlompatan, perilaku ini adalah usaha mereka untuk mengejar kelompok ikan atau sedang melakukan migrasi ketempat lain secara berkelompok.
Perilaku ini juga digunakan nelayan sebagai indikator ada kelompok ikan-ikan lain disekitar daerah tersebut, maka dari itu tak heran lumba-lumba ini adalah sahabat para nelayan diperairan. Satwa ini bayak juga dimanfaatkan sebagai satwa atraksi karena kepintaran dia dan kelucuan perilakunya, yang biasa dibuat atraksi adalah jenis Lumbalumba Hidung-botol Tursiop aduncusdan pesut Orcaela brevirostris.
Dengan volume otak yang besar, lumba-lumba memiliki tingkat kecerdasan yang lebih baik dibandingkan satwa mamalia lainnya. Selain mereka biasanya dilatih berenang sambil membawa bola dan melompat melewati lingkaran api, mereka juga bisa menari mengikuti irama musik dan berhitung ringan, tak sedikit juga pada saat mereka dipaksa pelatih atraksi mengikuti perintahnya mereka terluka terkena api yang sengaja dinyalakan dilingkaran besi yang dililit kain dan disulut api dan bisa dipastikan air sebagai media berenang.
Pada saat atraksi/air kolamnya bukan dari air laut sebagai mana habitat aslinya melainkan air tawar yang biasa manusia manfaatkan dicampur garam selain itu mereka juga mengalami penyimpangan perilaku alami dari satwa yang biasa mencari makan sendiri dihabitatnya mereka menjadi satwa peminta-minta (mengemis) karena lumba-lumba dibiasakan untuk melakukan perintah pelatih terlebih dahulu kalau ingin mendapatkan makanan. Tak heran kalau setiap orang (pelatih/ pengunjung) menjulurkan tangan ke arah kolam lumba-lumba akan muncul karena mereka akan diberi makan.
Bisa dipastikan awal dari perilaku ini lumba-lumba diintimadasi sengaja tidak diberi makan beberapa waktu sampai lumba-lumba akan melakukan apapun untuk mendapatkan makanan. Hal inilah yang tidak sesuai dengan perilaku alaminya pada waktu dialam, lumbalumba dialam bisa mencari makan sendiri, mencari pasangannya sendiri, berenang dan melakukan manufer sebagai mana ciri khas mereka bergerombol dengan puluhan lumbalumba yang lain dengan jarak tempuh yang tidak terbatas disamudra luas.
Habitat dan Penyebaran Lumbalumba
Satwa lumba-lumba ini bisa dijumpai diseluruh perairan laut didunia, diperairan laut sebagian mereka menyukai hidup di perairan pantai (coastal) dan sebagian lagi dilaut bebas (oseanik). Banyak diantaranya lumba-lumba yang hidup diperairan pantai dan dijumpai di Sungai Mahakam, mereka juga banyak dijumpai diteluk Kendawangan (Kalimantan Barat), Teluk Kumai (Kalimantan Tengah) maupun di laguna Segara Anakan (Jawa Tengah). Diperairan Indonesia banyak jenis lumba-lumba dan paus dijumpai diperairan Indonesia Timur seperti Laut Sawu Maluku dan Papua.
Dari 10 jenis lumba-lumba yang ada di Indonesia, untuk edisi kali ini kita membahas 3 jenis lumba-lumba dari 10 jenis, untuk tujuh jenis lainnya kita bahas diedisi berikutnya.
Lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncates, Montagus, 1821)
Jenis lumba-lumba hidung botol atau bottlenose dolphin adalah jenis odo yang paling kecil dan paling dikenal bisa dipergunakan dalam pertunjukan/ animal show. Tubuhnya tegap dengan moncong yang pendek dengan sirip punggung (dorsal fin) tinggi dibagian tengah punggung dan berujung agak bengkok seperti sabit. Warna kulit abuabu terang hingga agak hitam pada bagian punggung dari sisi-sisi berbayang ke arah putih pada bagian perut.
Pada bagian perut dan sisi bagian bawah terkadang berbintik-bintik dan ada sebuah garis gelap dari mata ke fliper juga bila diamati dengan seksama dalam jarak yang dekat terdapat tonjolan berwarna redup pada bagian punggung. Seringkali terdapat sebaran warna abu-abu pada tubuh, khususnya pada muka dan adri apex melon kelubang hidung (blowhole). Lumbalumba ini memiliki 18-26 pasang gigi yang tegak pada tiap rahang.
Lumba-lumba dewasa memiliki panjang tubuh 1,9-3,8 m panjang tubuh lumba-lumba jantan lebih panjang dari pada betina dan bayi lumba-lumba pada waktu lahir 1-1,3 m. Lumbalumba hidung botol hidup berkelompok, jumlah anggota biasanya kurang dari 20 ekor sering kali mereka juga dalam jumlah kelompok besar mencapai ratusan ekor.
Pada beberapa perairan mereka hidup dengan home range (daerah jelajah) terbatas tetapi pada perairan lainnya mereka juga bermigrasi dengan daerah jelajah yang lebih luas. Induk dan anak lumba-lumba selalu beasosiasi kuat dalam suatu kelompok, tetapi sering kali banyak didapati lumba-lumba dewasa berada dalam asosiasi dengan kelompok lain. Hal inilah membuktikan bahwa mereka memiliki daya adaptasi yang tinggi sehingga banyak yang dipelihara secara bebas dan mudah dilatih karena kecerdasan mereka yang tinggi.
Lumba-Lumba Totol (Stenella attenuate, Gray, 1846)
Lumba-lumba ini biasa disebut patropical spotted dolphin ini memiliki bentuk tubuh lebih ramping dengan moncong yang panjang dan tipis, yang terpisah dari melon oleh sebuah lipatan yang jelas. Sirip punggung sempit, berbentuk sabit dan biasanya runcing ujungnya.
Pada waktu lahir tidak akan terlihat bintik-bintik ketika menjelang dewasa mulai muncul dengan warna yang bervariasi dalam bentuk pola lembaran pada punggung, yang menyempit ke arah kepala dan tersapu pudar pada bagian depan sirip dorsal (punggung). Warna samping bawah dan bagian perut pada dada lumba-lumba dewasa berwarna abu-abu, sedang bibir dan ujung moncong berwarna putih.
Sebuah garis melingkari mata berwarna abu-abu gelap dan berlanjut menuju apex melon. Jenis lumbalumba ini mempunyai 34-38 gigi yang ramping dan tajam. Lumba-lumba totol dewasa panjangnya mencapai 1,6-2,4 meter untuk betina dan jantan 1,6 - 2,6 meter.
Lumba-lumba dari populasi lepas pantai dapat mencapai berat tubuh 120 kg, tetapi lebih kecil dari populasi lumba-lumba pantai. Pada saat lahir panjangnya mencapai 85 cm.
Lumba-lumba ini adalah salah satu jenis yang populasinya tinggi diperairan tropis Pacific Timur dan mereka hidup bergabung (berasosiasi) dengan ikan tuna, lumba-lumba Spinder danpredator pelogis lainnya. Para nelayan memanfaatkan keberadaan satwa ini dalam menemukan gerombolan tuna secara efisien.
Ukuran kelompok lepas pantai dapat mencapai kurang dari 100 ekor untuk kelompok pantai, tetapi untuk kelompok lepas pantai dapat mencapai ribuan ekor. satwa yang suka berkelompok ini tergolong jenis perengang yang ulung dan sering berakrobat dan mengikuti haluan kapal. Lumb-lumba ini memeakan ikan-ikan pelagis dan cumi-cumi terutama pada siang hari (Jefferson, 1993).
Penyebaran lumba-lumba ini disekitar perairan laut tropis, mereka tersebar diantara garis lintang 40o LU dan 40o LS, meskipun konsentrasi tersebar dilintang rendah dari kisaran tersebut. Di Indonesia mereka dijumpai di Laut Banda, Halmahera, Pulau Sohor, Irian Jaya, Selat Malaka, pantai Barat Sumatera, Ambon, Laut Sawu, dan Maluku.
Lumba-lumba Paruh Panjang (Stenella longirostris Gray, 1828)
Lumba-lumba ini disebut juga Spinner Dolphin memeiliki tubuh yang ramping dengan moncong yang sangat jelas panjang dan tipis. Kepala juga sangat ramping pada bagian depan melon. Sirip punggung berkisar antara sabit hingga segitiga. Pada jantan dewasa terkadang sirip punggungnya miring kedepan hingga nampak seolah-olah sedang bergerak kearah belakang, dan batang ekor nampak sangat tebal dengan pelebaran jaringan penyambung kulit tambahan belakang (anal beel).
Lumba-lumba spinner biasanya memiliki garis gelap dari mata ke fliper serta warna gelap pada bibir dan ujung moncong. Pola warna pada tubuhnya ada 3 bagian, yaitu lembaran warna abu-abu gelap pada punggung, warna abu-abu terang pada sisi tubuh dan warna putih pada perut, dengan sedikit perbedaan pada jantan dan betina. Lumba-lumba ini memiliki 45- 62 pasang gigi yang sangat kecil dan runcing pad tiap rahang.
Ukuran gigi ini lebih kecil dari lumbalumba jenis lainnya. Ukuran lumba-lumba yang baru lahir panjangnya 75-80 cm, sedangkan pada satwa dewasa mencapai 2 m (betina) – 2,4 m (jantan). Dengan berat tubuh dewasa mencapai 77 kg. Perilaku jenis Spinner dolphin kebiasaanya berlompatan dari permukaan air dan berputar hingga 7 kali pada sumbu panjang tubuhnya sebelum kembali jatuh ke dalam air.
Ukuran kelompok lebih kecil dibandingkan dengan jenis lumbalumba yang lain mereka 50 hingga beberapa ribuan ekor mereka berasosiasi dengan lumba-lumba jenis Sttenuata di bagian Timur Pacific. Mereka menghabiskan waktu makan dimalam hari dengan memangsa ikanikan lapisan tengah dan cumi-cumi dan beristirahat pada sebagian waktu disiang hari.
Penyebaran lumba-lumba ini mencakup wilayah laut tropik dari subtropik dikedua bumi, pada batas Lintang 40o LU dan 40o LS. Di Indonesia lumba-lumba ini hampir bisa kita temukan diseluruh perairan terutama di Laut Jawa, Sumatera, Selat Malaka, P.Lembata, Halmahera, Selat Suna, Maluku hingga Irian Jaya.