Master Chef Indonesia reality show yang satu ini merupkan sebuah acara masak memasak, seru tentunya tang di siarkan di RCT,
"MasterChef Indonesia" merupakan program special kami di tahun 2011. Ini merupakan program pencarian bakat di bidang memasak untuk seluruh masyarakat di Indonesia, yang kami yakin akan menjadi kompetisi yang paling diminati tahun ini," kata Production & Programming Director RCTI, Rudy Ramawy dalam siaran persnya.
Reality kompetisi fenomenal yg sukses di Australia, Amerika dan Inggris kini hadir di Indonesia! Siapakah yang akan menjadi MasterChef Indonesia yang pertama? Saksikan setiap Sabtu & Minggu @16.30 WIB di RCTI
Biodata Juna Chef Master Indonesia
Junior Rorimpandey disingkat "Juna", nama yang sesuai KTP sekaligus sebagai nama pemilik Restoran JackRabbit Jakarta. 14 tahun dihabiskan diluar negeri hanya untuk menggeluti pekerjaan masak-memasak. Alhasil, masakan Jepang dan Perancis adalah keahlian tersendiri bagi Juna. Sosok Juna dalam Master Chef Indonesia termasuk juri yang komentarnya tanpa filter antara otak, hati dan mulutnya. Wajar saja jika yang keluar dari mulutnya selalu komentar pedas dan terkesan menyakitkan.
RCTI dan FremantleMedia secara mantap memilih Junior “Juna” Rorimpandey untuk menjadi salah satu Chef Master pada tayangan spektakuler ini. Junior “Juna” Rorimpandey adalah salah satu chef professional yang handal. Keahlian Juna di bidangn kuliner sudah tidak diragukan lagi. Juna dikenal sebagai Executive Chef di Jackrabbit Restaurant, Kuningan, Jakarta. Segudang pengalaman dimilikinya dengan menjadi Consulting Chef, Executive Chef, Line Cook dan Sushi Master ketika dia tinggal 14 tahun di Houston, Texas , America Serikat. Pengalaman dan dedikasinya dibidang memasak inilah yang membuat RCTI dan FremantleMedia memilih Juna untuk menjadi Chef Master dalam Acara ini.
"Dalam waktu yang singkat ini saya berharap yang akan menjadi pemenang MasterChef Indonesia akan benar-benar memiliki kesiapan untuk menjadi the real MasterChef Indonesia. For your information, being a chef is not as glamourous as you think," jelas Juna. Selain itu Juna juga berkata bahwa menjadi chef bukan pekerjaan yang mudah, melalui acara MasterChef Indonesia masyarakat akan melihat bahwa dibutuhkan dedikasi yang tinggi untuk menjadi seorang chef professional.
Biodata Marinka Chef Master Indonesia
Bernama lengkap Maria Irene Susanto, lahir di Jakarta, 22 Maret 1980 adalah staf pengajar di Pantry Magic Cooking School Jakarta. Bakat masak sudah kelihatan sejak bangku sekolah dasar. 8 tahun berada di Australia menekuni jenis masakan French Cuisine & Patisserie [kayak apa ya rasanya...??]. Chef Marinka juga pernah membintangi produk iklan, pembawa acara dan pengarang buku “Fantastic Cooking” yang dirilis maret 2011 kemarin.
Kutipan master Chef Marinka tentang penjurian Master Chef indonesia ini adalah;
Satu-satunya Chef Master wanita dalam MasterChef ini merupakan lulusan dari Le Cordon Bleu, Sydney Australia, yang menganggap bahwa kreatifitas dan imajinasi merupakan elemen penting untuk menjadi seorang chef. Mulanya Marinka mengembangkan karirnya di Autralia, namun di kemudian hari dia memutuskan untuk kembali ke tanah air dengan membawa misi khusus, yaitu untuk mengenalkan masakan Indonesia di mata internasional.
Terpilih menjadi salah satu Chef Master di MasterChef Indonesia bagi marinka adalah salah satu kebanggaan mengingat dia menjadi juri termuda dan akan bersanding dengan Juna dan Vindex. Tetapi hal ini tidak membuat rasa percaya dirinya berkurang. Baginya usia bukanlah tolak ukur kemampuan seseorang, begitu juga dengan kepercayaannya akan kemunculan program MasterChef Indonesia untuk pertama kalinya di Asia. “Saya percaya bahwa presentasi dan rasa dari sebuah masakan itu sama pentingnya dan ini berlaku untuk masakan yang paling sederhana sekalipun”, ujar Marinka.
Biodata Vindex Chef Master Indonesia
Vindex Valentino Tengker, Chef asal Manado yang terlihat berwibawa dan ramah di acara Master Chef Indonesia ini adalah President Assosiasi Culinary Professional Indonesia yang juga menjabat sebagai Chef Eksekutif salah satu hotel Internasional di Jakarta. Karirnya dimulai di Amandari Hotel Ubud Bali sebagai Indonesian Chef dan kemudian bergabung dengan salah satu International hotel chain seperti Four Seasons. Chef Vindex udah berkecimpung di bidang kuliner selama 21 tahun, pengalaman bekerja di Mallorca, Spanyol dan Los Angeles, Amerika Serikat juga udah pernah dirasakan. Nggak heran kalau dilihat dari jabatannya, cara Chef Vindex berkomentar, beliau menyampaikan kritikan tajam dengan ramah dan senyuman.
Kutipan master Chef Vindex tentang penjurian Master Chef indonesia ini adalah;
Vindex Valentino Tengker, adalah salah satu Chef Master Indonesia. Vindex di kenal sebagai seorang chef professional yang sudah tidak asing lagi di dunia kuliner baik nasional maupun internasional. Vindex telah terjun ke dunia kuliner sejak tahun 1989. Saat ini Vindex bekerja sebagai Executive Chef hotel bertaraf internasional dan juga sebagai Presiden dari Assosiasi Kuliner Profesional Indonesia. Karirnya dimulai di Amandari Hotel Ubud Bali sebagai Indonesian Chef dan kemudian bergabung dengan salah satu internasional hotel chain seperti Four Season Hotel. Selama 21 tahun lamanya menggeluti bidang kuliner ini, ia tentu memiliki banyak pengalaman bertemu dengan orang-orang penting yang menjadi tamunya.
Bagi pria asal Manado ini, menjadi bagian penting dari sebuah program special bukanlah hal yang mudah. Vindex yang tengah menulis buku tentang kuliner akan memberikan kontribusinya dalam menilai para peserta dari segi komposisi rasa, serta kombinasi masakan. “Seorang MasterChef Indonesia tidak hanya handal dalam memasak dan managing food, namun juga harus menguasai teknik komunikasi dengan orang lain, dengan begitu sang MasterChef dapat lebih mengekspresikan hasil-hasil karyanya,” ungkap Vindex
Sabtu, 25 Juni 2011
Sabtu, 18 Juni 2011
Manusia Thailand Manusia Si Monyet di Dunia
Supatra Sasuphan, Manusia Paling Berbulu di Dunia Seperti Serigala dan Kera (Monyet)dari Thailand | The IMROEE Post - 'Anak (Gadis) serigala' dan gadis ber-'Wajah Kera', mungkin itu julukan yang tepat buat gadis remaja ini. Dia adalah gadis remaja 11 tahun di Thailand bernama Supatra Sasuphan, pada hari senin (28/02/2011) mengatakan bahwa dia telah resmi diakui sebagai gadis paling berbulu di dunia.
Supatra Sasuphan, seorang siswi di sekolah Ratchabophit Bangkok, menjadi sangat populer disekolahnya setelah anugrahi Guinness World Record untuk rambut lebatnya
'Aku sangat senang bisa masuk Guinness World Records! Banyak orang harus melakukan berbagai hal untuk mendapatkannya," katanya. "Yang aku lakukan adalah menjawab beberapa pertanyaan dan kemudian mereka memberikannya kepadaku."
Supatra Sasuphan adalah salah satu dari 50 penderita Ambras Syndrome yang diketahui - sindrom yang disebabkan oleh kromosom yang rusak - didokumentasikan sejak Abad Pertengahan. Sebelum seluk-beluk penyakit itu diketahui, penderita dicap 'werewolves' atau 'Manusia Serigala'.
Supatra Sasuphan memiliki rambut tebal yang tumbuh di sekitar wajah, telinga, lengan, kaki dan punggungnya. Bahkan perawatan laser telah gagal menghentikan pertumbuhan rambut tersebut ditubuh Supatra Sasuphan.
Sementara sebagian besar penderita kelainan ini dijauhi, Supatra Sasuphan justru secara bertahap telah dirangkul oleh komunitasnya, menjadi seorang anak populer dan peramah.
'Salah satu gadis paling populer di sekolah': Supatra Sasuphan bersama teman sekelasnya di sekolah Ratchabophit, di mana dia mengatakan mendapat rekor dunia gadis paling berbulu telah membantu dia mendapatkan lebih banyak teman.
Mereka tidak mengejek-ejek aku lagi: Dokter berusaha menghilangkan rambut Supatra dengan perawatan laser tetapi rambut tersebut dengan cepat tumbuh kembali
"Ada beberapa orang yang mengejekku dan memanggilku wajah kera tetapi mereka tidak melakukannya lagi. Aku sangat terbiasa dengan kondisi ini," kata Supatra Sasuphan sambil menjelaskan bahwa terkadang ia sulit melihat ketika rambut yang tumbuh di wajahnya sudah panjang. "Aku berharap akan merawatnya suatu hari nanti," katanya.
Dalam banyak hal, Supatra Sasuphan sama seperti anak-anak seusianya - dia suka berenang, menari sambil mendengarkan musik favoritnya dan bermain dengan teman-temannya.
Tapi lebih dari segalanya, Supatra Sasuphan sangat suka bertengger di depan Televisi di rumah mungil satu kamar keluarganya di Pranakom, wilayah pinggiran Bangkok, untuk menonton film kartun. "Aku suka menonton apapun di TV, apapun, aku suka menontonnya. Aku suka menonton Bugs Bunny."
Suptara bersama kakak perempuannya, Sukanya, 15 tahun (kiri), sang ayah Sammrueng dan ibunya Somphon.
Orang-orang di sebuah belokan melirik ke Supatra saat ia berjalan di Bangkok, Thailand.
Gadis kecil ini juga bertekad untuk tidak membiarkan kondisinya mencegah dia menjalani hidup normal. "Aku ingin belajar matematika supaya aku bisa menguasainya dengan baik dan mengajarkannya kepada anak-anak muda, jadi mereka juga bisa melakukannya," katanya.
"Aku ingin menjadi seorang dokter agar bisa membantu pasien ketika mereka terluka. Aku ingin membantu orang-orang yang terluka dan membantu mereka sembuh," lanjut Supatra.
Tapi masa depan Supatra Sasuphan tidak selalu terlihat begitu menjanjikan. Ketika Supatra lahir, ia harus menjalani dua operasi hanya untuk bisa bernapas. Ayahnya, Sammrueng, 38 tahun, mengatakan, "Kami menemukan kondisi Supatra ketika ia dilahirkan - kami tidak tahu sebelumnya. Dia tidak terlalu sehat karena hidungnya hanya satu milimeter lebarnya. Untuk tiga bulan pertama ia berada di dalam inkubator untuk membantunya bernapas. Dia di rumah sakit selama sepuluh bulan. Kami sangat khawatir dengan keadaannya."
Supatra Sasuphan menjalani operasi lain ketika ia berusia dua tahun dan sekarang ia bisa bernapas dengan normal. Tapi ketika Sammrueng dan istrinya, Somphon, 38 tahun, membawa Supatra Sasuphan ke rumah untuk tinggal bersama mereka dan putri mereka, Sukanya, sekarang 15 tahun, mereka menghadapi lebih banyak masalah.
"Ketika tetangga pertama kali melihat Nat mereka menanyakan apa dosa yang telah aku lakukan. Aku sangat khawatir dengan masa depannya saat ia dewasa karena anak-anak lain mengejeknya, " kata Sammrueng.
Tapi sifat manis dan murah hati Supatra Sasuphan membuat dia mudah bergaul dan memiliki banyak teman dalam komunitasnya.
Sammrueng yang bekerja sebagai pembuat perhiasan, mengatakan, "Dia bisa bergaul dengan orang lain dengan sangat baik dan sangat murah hati. Dia memiliki banyak teman. Dia sama seperti gadis-gadis kecil lain seusianya. Tapi giginya tumbuh perlahan dan dia tidak bisa melihat dengan baik."
Dokter mencoba untuk menghilangkan rambut yang tumbuh diwajah dan tubuhnya dengan perawatan laser ketika dia berusia dua tahun tapi rambut tersebut tumbuh kembali, lebat seperti sebelumnya.
Rambut Supatra Sasuphan terus tumbuh dengan lebat seiring dengan semakin bertambah usianya, dan ibunya harus mencukur rambut anaknya itu secara teratur. Dia menggunakan sampo bayi untuk mencuci rambutnya karena ia alergi dengan sampo dewasa.
"Aku masih berharap suatu hari nanti ia akan sembuh. Kami akan melakukan apapun yang kami bisa jika itu akan membantunya," kata Sammrueng, ayah dari Supatra Sasuphan, dikutip dariDaily Mail.
Supatra Sasuphan, seorang siswi di sekolah Ratchabophit Bangkok, menjadi sangat populer disekolahnya setelah anugrahi Guinness World Record untuk rambut lebatnya
"Aku sangat bahagia": Dia sekarang dikenal karena masuk Guinness World Records |
Supatra Sasuphan adalah salah satu dari 50 penderita Ambras Syndrome yang diketahui - sindrom yang disebabkan oleh kromosom yang rusak - didokumentasikan sejak Abad Pertengahan. Sebelum seluk-beluk penyakit itu diketahui, penderita dicap 'werewolves' atau 'Manusia Serigala'.
Supatra Sasuphan memiliki rambut tebal yang tumbuh di sekitar wajah, telinga, lengan, kaki dan punggungnya. Bahkan perawatan laser telah gagal menghentikan pertumbuhan rambut tersebut ditubuh Supatra Sasuphan.
Sementara sebagian besar penderita kelainan ini dijauhi, Supatra Sasuphan justru secara bertahap telah dirangkul oleh komunitasnya, menjadi seorang anak populer dan peramah.
'Salah satu gadis paling populer di sekolah': Supatra Sasuphan bersama teman sekelasnya di sekolah Ratchabophit, di mana dia mengatakan mendapat rekor dunia gadis paling berbulu telah membantu dia mendapatkan lebih banyak teman.
Mereka tidak mengejek-ejek aku lagi: Dokter berusaha menghilangkan rambut Supatra dengan perawatan laser tetapi rambut tersebut dengan cepat tumbuh kembali
"Ada beberapa orang yang mengejekku dan memanggilku wajah kera tetapi mereka tidak melakukannya lagi. Aku sangat terbiasa dengan kondisi ini," kata Supatra Sasuphan sambil menjelaskan bahwa terkadang ia sulit melihat ketika rambut yang tumbuh di wajahnya sudah panjang. "Aku berharap akan merawatnya suatu hari nanti," katanya.
Dalam banyak hal, Supatra Sasuphan sama seperti anak-anak seusianya - dia suka berenang, menari sambil mendengarkan musik favoritnya dan bermain dengan teman-temannya.
Tapi lebih dari segalanya, Supatra Sasuphan sangat suka bertengger di depan Televisi di rumah mungil satu kamar keluarganya di Pranakom, wilayah pinggiran Bangkok, untuk menonton film kartun. "Aku suka menonton apapun di TV, apapun, aku suka menontonnya. Aku suka menonton Bugs Bunny."
Suptara bersama kakak perempuannya, Sukanya, 15 tahun (kiri), sang ayah Sammrueng dan ibunya Somphon.
Orang-orang di sebuah belokan melirik ke Supatra saat ia berjalan di Bangkok, Thailand.
Gadis kecil ini juga bertekad untuk tidak membiarkan kondisinya mencegah dia menjalani hidup normal. "Aku ingin belajar matematika supaya aku bisa menguasainya dengan baik dan mengajarkannya kepada anak-anak muda, jadi mereka juga bisa melakukannya," katanya.
"Aku ingin menjadi seorang dokter agar bisa membantu pasien ketika mereka terluka. Aku ingin membantu orang-orang yang terluka dan membantu mereka sembuh," lanjut Supatra.
Tapi masa depan Supatra Sasuphan tidak selalu terlihat begitu menjanjikan. Ketika Supatra lahir, ia harus menjalani dua operasi hanya untuk bisa bernapas. Ayahnya, Sammrueng, 38 tahun, mengatakan, "Kami menemukan kondisi Supatra ketika ia dilahirkan - kami tidak tahu sebelumnya. Dia tidak terlalu sehat karena hidungnya hanya satu milimeter lebarnya. Untuk tiga bulan pertama ia berada di dalam inkubator untuk membantunya bernapas. Dia di rumah sakit selama sepuluh bulan. Kami sangat khawatir dengan keadaannya."
Supatra Sasuphan menjalani operasi lain ketika ia berusia dua tahun dan sekarang ia bisa bernapas dengan normal. Tapi ketika Sammrueng dan istrinya, Somphon, 38 tahun, membawa Supatra Sasuphan ke rumah untuk tinggal bersama mereka dan putri mereka, Sukanya, sekarang 15 tahun, mereka menghadapi lebih banyak masalah.
"Ketika tetangga pertama kali melihat Nat mereka menanyakan apa dosa yang telah aku lakukan. Aku sangat khawatir dengan masa depannya saat ia dewasa karena anak-anak lain mengejeknya, " kata Sammrueng.
Tapi sifat manis dan murah hati Supatra Sasuphan membuat dia mudah bergaul dan memiliki banyak teman dalam komunitasnya.
Sammrueng yang bekerja sebagai pembuat perhiasan, mengatakan, "Dia bisa bergaul dengan orang lain dengan sangat baik dan sangat murah hati. Dia memiliki banyak teman. Dia sama seperti gadis-gadis kecil lain seusianya. Tapi giginya tumbuh perlahan dan dia tidak bisa melihat dengan baik."
Dokter mencoba untuk menghilangkan rambut yang tumbuh diwajah dan tubuhnya dengan perawatan laser ketika dia berusia dua tahun tapi rambut tersebut tumbuh kembali, lebat seperti sebelumnya.
Rambut Supatra Sasuphan terus tumbuh dengan lebat seiring dengan semakin bertambah usianya, dan ibunya harus mencukur rambut anaknya itu secara teratur. Dia menggunakan sampo bayi untuk mencuci rambutnya karena ia alergi dengan sampo dewasa.
"Aku masih berharap suatu hari nanti ia akan sembuh. Kami akan melakukan apapun yang kami bisa jika itu akan membantunya," kata Sammrueng, ayah dari Supatra Sasuphan, dikutip dariDaily Mail.
Langganan:
Postingan (Atom)